Prinsip Dasar

  1. Selalu jadi pembelajar. Teknologi tidak pernah berhenti, begitu juga aku.
  2. Tulis kode yang bersih dan modular. Bukan hanya untuk mesin, tapi untuk manusia (termasuk diriku di masa depan).
  3. Lihat kegagalan sebagai data, bukan sebagai akhir. Iterasi adalah kunci.
  4. Hargai waktu, baik milikku maupun orang lain. Efisiensi adalah seni.
  5. Kolaborasi lebih kuat dari kompetisi buta. Dua kepala lebih baik dari satu.
  6. Istirahat bukan untuk orang malas, tapi untuk regenerasi pikiran.
  7. Integritas adalah API utama dalam kehidupan. Jangan pernah mengkompromikannya.
  8. Sederhanakan yang rumit, jelaskan yang abstrak.
  9. Fokus pada solusi, bukan mengeluhkan masalah.
  10. Bagikan ilmu yang kamu punya, karena pengetahuan bertambah saat dibagikan.
  11. Pahami "mengapa" di balik "apa". Jangan hanya menggunakan, tapi mengerti cara kerjanya.
  12. Jaga keseimbangan antara dunia digital dan dunia nyata.
  13. Terbuka terhadap kritik konstruktif. Itu adalah *debugging* gratis untuk diri sendiri.
  14. Adaptif. Seperti kode yang baik, bersiaplah untuk refactoring diri.
  15. Dokumentasikan perjalananmu. Tulisan adalah *commit message* untuk hidup.

Aturan Pengembangan & Penggunaan API

  1. API adalah kontrak. Sekali dipublikasikan, hormati komitmenmu pada para penggunanya.
  2. Desain *endpoint* yang intuitif dan berorientasi pada sumber daya (*resource-oriented*).
  3. Gunakan *HTTP verbs* (GET, POST, PUT, PATCH, DELETE) sesuai maknanya.
  4. Konsistensi adalah segalanya: penamaan, parameter, struktur JSON, dan format *error*.
  5. Terapkan *versioning* pada API sejak awal (`/v1/`). Evolusi harus terprediksi.
  6. Pesan *error* harus membantu: beri tahu apa yang salah, mengapa, dan bagaimana memperbaikinya.
  7. Gunakan kode status HTTP yang standar dan bermakna.
  8. Jangan pernah mengekspos ID database internal. Gunakan *UUID* atau *slug* publik.
  9. Validasi dan sanitasi setiap *input* dari pengguna. Jangan pernah percaya pada klien.
  10. Keamanan bukan fitur tambahan, tapi fondasi. Terapkan otentikasi & otorisasi yang kuat.
  11. Implementasikan *rate limiting* yang adil untuk melindungi servis dari penyalahgunaan.
  12. Sediakan dokumentasi yang jelas dan interaktif. Dokumentasi adalah UI dari sebuah API.
  13. Respons API harus bisa diprediksi. *Null* lebih baik daripada *undefined*.
  14. Tawarkan fitur *pagination*, *sorting*, dan *filtering* untuk koleksi data yang besar.
  15. Gunakan *caching* di sisi server untuk mempercepat respons pada data yang jarang berubah.
  16. Untuk operasi yang lama, gunakan pola *asynchronous* dengan *webhook*.
  17. Desain *payload* seminimal mungkin. Jangan sertakan data yang tidak perlu.
  18. Hormati prinsip *statelessness*. Setiap permintaan harus independen.
  19. Pastikan operasi *idempotent* (PUT, DELETE) benar-benar *idempotent*.
  20. Sediakan *health check endpoint* (`/health`) untuk monitoring.
  21. Tulis *changelog* yang jelas untuk setiap versi baru API.
  22. Buat kebijakan *deprecation* yang jelas dan beri pengguna waktu untuk migrasi.

Aturan Sebagai Pengguna API (Etika Digital)

  1. Sebagai pengguna API, baca dokumentasi terlebih dahulu sebelum bertanya.
  2. Hormati *rate limit* yang ditetapkan. Jangan menjadi tetangga yang berisik.
  3. Simpan *API key* dan *secret* dengan aman. Gunakan *environment variables*.
  4. Tangani *error* dengan baik di sisi klien. Implementasikan *retry logic* dengan *exponential backoff*.
  5. Gunakan *caching* di sisi klien untuk menghindari permintaan data statis yang berulang.
  6. Gunakan *header* `User-Agent` yang deskriptif untuk membantu identifikasi trafik.
  7. Jika API menyediakan *webhook*, gunakan itu daripada melakukan *polling*.
  8. Jika menemukan celah keamanan, laporkan secara bertanggung jawab (*responsible disclosure*).
  9. Pahami dan patuhi *Terms of Service* (ToS) dari API yang digunakan.
  10. Jangan *scrape* data jika API sudah disediakan. Gunakan pintu yang sopan.
  11. Optimalisasi *payload* permintaanmu. Jangan meminta 1000 data jika hanya butuh 10.
  12. Verifikasi sertifikat SSL. Jangan abaikan peringatan keamanan.
  13. Hargai penyedia API gratis dengan tidak menyalahgunakan layanan mereka.

Prinsip Lanjutan & Profesionalisme

  1. Pilih teknologi yang tepat untuk pekerjaan, bukan hanya karena sedang tren.
  2. "Ini bukan bug, ini fitur" adalah lelucon, bukan argumen. Akui kesalahan dan perbaiki.
  3. Ukur semuanya: performa, penggunaan, dan tingkat *error*. Data lebih meyakinkan daripada asumsi.
  4. Automasi segala sesuatu yang berulang: *testing*, *deployment*, *linting*.
  5. Pahami konteks bisnis di balik kode. Solusi teknis terbaik memecahkan masalah bisnis nyata.
  6. Berani mengatakan "tidak" atau "saya butuh lebih banyak waktu" jika kualitas taruhannya.
  7. Jadilah mentor bagi yang lebih junior dan tetaplah menjadi murid bagi yang lebih senior.
  8. Tinggalkan kode lebih bersih daripada saat kamu menemukannya (*The Boy Scout Rule*).
  9. Jangan takut melakukan *deprecate* pada hal yang usang, baik dalam kode maupun dalam hidup.
  10. Jangan mengoptimalkan sebelum waktunya (*premature optimization is the root of all evil*).
  11. Pahami perbedaan antara konkurensi dan paralelisme.
  12. Kuasai *tools* dasarmu: terminal, Git, dan editor kodemu.
  13. Lakukan *code review* dengan empati. Kritik kodenya, bukan orangnya.
  14. Terima *code review* dengan lapang dada. Itu bukan serangan, tapi kesempatan belajar.
  15. Jika kamu harus menjelaskan sesuatu lebih dari dua kali, tulislah menjadi dokumentasi.
  16. Jaga kesehatan fisikmu. Punggung yang sakit tidak menghasilkan kode yang baik.
  17. Belajar untuk beristirahat, bukan untuk berhenti.
  18. Rayakan kemenangan kecil. Setiap *bug* yang teratasi adalah pencapaian.
  19. Ingatlah manusia di balik API dan kode. Baik yang membuat, maupun yang menggunakan.
  20. Tetap rendah hati. Selalu ada hal baru untuk dipelajari.
  21. Anggap keamanan sebagai proses, bukan tujuan akhir. Ancaman selalu berevolusi.
  22. Komunikasi yang jelas adalah *compiler* terbaik untuk kerja tim.
  23. Tulis kode yang akan kamu banggakan lima tahun dari sekarang, bukan kode yang akan kamu kutuk.
  24. Terkadang, solusi terbaik adalah tidak menulis kode sama sekali.
  25. Pahami dan kelola *technical debt* secara sadar. Jangan biarkan bunga majemuknya menghancurkan proyekmu.
  26. Selalu tempatkan dirimu di posisi pengguna. Empati adalah alat desain yang paling kuat.
  27. Jangan menyerah pada masalah yang sulit setelah 10 menit. Ketekunan seringkali membedakan antara yang biasa dan yang luar biasa.

Authored & Endorsed By:

Signature of Smdxyz

Smdxyz

Signature of Sann

Sann

Signature of Szyn

Szyn